Selasa, 20 Mei 2008

MEMBANGUN NALAR KRITIS MAHASISWA
Oleh: Dody Wijaya


Mahasiswa, bukanlah anak TK yang hanya bisa "pasrah bongkokan" dalam kuliah maupun melihat fenomena disekitarnya. Kelas bukanlah tempat pasar, tempat bertemunya dosen dan mahasiswa setelah itu selesai . . .BUKAN !!!
Mahasiswa adalah aktor intelektual, garda depan bangsa. . . kitalah yang nantinya membangun negeri ini menggantikan generasi yang telah uzur, kita lah generasi penerus . . .KAUM MUDA INTELEKTUAL

Seharusnya label itu tidak hanya menjadi simbol pembaharuan dan gerakan moral semata namun harus terwujud dalam aplikasi di lapangan baik itu di lapangan kuliah maupun dalam lapangan sosial politik kita. . .Mahasiswa, dituntut sebagai agen perubahan sosial memiliki sikap dan NALAR KRITIS dalam setiap sikapnya. Semua itu diawali dari kelas, kampus kita...Kelas, sekali lagi bukanlah "PASAR LOAK" tempat bertemunya ilmu antara penjual (dosen) dan pembeli (mahasiswa) yang hanya terjadi proses transfer of knowledge hanya sebatas transaksi tanpa ada REPRESENTASI...So masihkah kita tidak kritis dalam perkuliahan !!! Akal Pikiran bukanlah wadah kosong untuk diisi melainkan Api yang harus dinyalahkan, masihkah ingat dengan filosofi itu kawan. . .Namun apakah di kampus kita "PENJAJAHAN INTELEKTUAL" gaya konsumerisme intelektual akan terjadi . . .

Kalau melihat di mahasiwa angkatan-angkatan bawah (bukannya menyindir hanya menyampaikan kritis saja) saya melihat adanya penurunan nalar kritis mahasiswa. Mahasiswa tidak lagi memiliki motivasi tinggi untuk mengingatkan dosen apalagi mengkritik dengan pedas apabila dosen salah, eh...malah asyik-asyiknya tidur, mengantuk, tidak konsentrasi atau hanya pasif diam seribu bahasa...(pertanyaan yang sering saya ajukan dalam hati...apa yang dipahami dan ditangkap oleh mereka...). Nah itulah yang saya lihat sekilas fenomena penurunan kualitas NALAR KRITIS MAHASISWA.

Yang saya pikirkan, kalau di kelas saja tidak ada nalar kritis (yang juga belum tentu memahami mata kuliah apalagi terampil???) bagaimana kalau nanti tampil di masyarakat, kalau kita tidak memliki nalar kritis tersebut so...kita pasti akan di "plokoto" oleh mereka-mereka yang sudah pakar....

Wah, jangan cuma melihat angkatan bawah donk!!! lihat pula angkatan kita sudahkah semua menghidupkan nalar kritisnya dalam perkuliahan, sudah 8 semester kita, hampir 4 Tahun kuliah kalau masih pasif yaa...jadi pembeli di kelas "Pasar Loak" saja...
Nah bagi teman-teman yang memiliki ide untuk MEMBANGUN NALAR KRITIS MAHASISWA, silahkan ditulis sekritis-kritisnya, minimal kita menghidupkan nalar kritis dimulai dari kita sendiri. Kalau kita tidak memiliki nalar kritis pasti kita tidak akan memiliki saya kreatif dan ide-ide pemecahan masalah yang jitu...
Lihat! orang-orang besar yang sukses karir dan punya posisi penting di organisasi pasti merekalah orang-orang yang memiliki NALAR KRITIS !!! Tertarik meyumbangkan ide untuk mencetak orang-orang besar...segera tulis komentar maupun artikel anda !!!

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Sukses yooo...
kembangkan terus studi politik hukum di Indonesia...
Salam " fiat justita ruat coeloem"

ghosty1st mengatakan...

eh jangan salah. dipasar loak juga harus kritis lho. emang mau, beli plastik bekas tapi seharga emas? harus kritis dong dimana-2, tul ga?